Taktik perang adalah cabang ilmu
militer berurusan dengan manuver rinci untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
oleh strategi. Taktik juga merupakan rencana untuk mencapai tujuan tertentu. Taktik
perang adalah penggunaan kekuatan bersenjata untuk menjalankan pertempuran.
Taktik perang sebagai ilmu dan seni tentang pelaksanaan manuver pasukan dan
penggunaan alat senjata untuk memenangkan pertempuran.
Strategi medan tempur, terkenal
dengan istilah taktik. Merumuskan dan melaksanakan taktik adalah sangat penting
dalam sebuah pertempuran karena sebuah negara pun masih bisa kalah dalam medan
pertempuran meskipun strategi perang yang sudah terkoordinasi baik, strategi
militer yang tepat, dan strategi operasi yang terancang baik.
Konsep
Sebelum abad ke-19, banyak taktik
yang terbatas pada medan perang, seperti bagaimana manuver terbaik selama
pertempuran di medan terbuka. Dalam pemikiran militer saat ini, taktik adalah
tingkat terendah perencanaan, melibatkan unit-unit kecil mulai dari beberapa
puluh hingga beberapa ratus orang.
Unit tersebut disusun dalam
formasi, terdiri dari tiga tingkat perencanaan yaitu: Strategi, yang berkenaan
dengan keseluruhan sarana dan rencana untuk mencapai kemenangan perang, Operasi
perang untuk mengubah strategi menjadi taktik, taktik yang berkenaan dengan
kemenangan pertempuran. Ketiganya mempunyai hubungan timbal balik.
Ada taktik khusus untuk berbagai situasi, mulai dari mengamankan ruangan atau bangunan, untuk operasi skala besar seperti membangun superioritas udara di atas suatu wilayah. Taktik militer bekerja pada semua tingkat komando, dari individu dan kelompok, sampai seluruh angkatan bersenjata.
Jenis Taktik
Serangan dan pertahanan merupakan
dua kegiatan utama dalam perang.
Serangan
Serangan adalah sebuah operasi
militer yang berusaha melalui agresif angkatan bersenjata untuk menduduki
wilayah, memperoleh atau mencapai tujuan strategis yang lebih besar,
operasional atau tujuan taktis. Istilah lain untuk sebuah serangan yang sering
dipakai oleh media adalah invasi. Pada dasarnya serangan dilakukan dengan
kekuatan fisik. Serangan dapat dilakukan dengan kekuatan lain seperti kekuatan
ekonomi, kekuatan budaya, kekuatan politik dan kekuatan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Serangan itu dianggap sebagai sarana unggulan untuk menghasilkan kemenangan dan dapat dilancarkan di darat, di laut atau di udara.
Kekuatan Darat
Serangan angkatan darat, sebagai
kekuatan darat, seperti kavaleri(pasukan berkuda) Mongol yang bergerak dari
markasnya di Asia Tengah dan berhasil merebut dan menguasai banyak bagian di
Eropa dan Asia. Begitu pula dengan Napoleon Bonaparte, Kaisar Perancis pada
akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 memiliki kemampuan untuk menyusun kekuatan
darat yang menguasai hampir seluruh Eropa dan kandas ketika menyerang Rusia.
Pengembangan serangan Napoleon pada tingkat strategi bahwa operasi serangan
dapat dilakukan dengan operasi garis dalam yaitu mengkonsentrasikan serangan
terhadap bagian lemah dari musuh sambil memberikan perlawanan seperlunya
terhadap kekuatan utama serangan musuh. Kecepatan gerak dan daya pukul yang
tinggi merupakan kunci sukses operasi garis dalam. Cara berperang Napoleon
seperti ini yang menjadi bahan dan dasar bagi penyusun teori ilmu perang.
Pengembangan pada tingkat operasi dan taktik terdapat beberapa bentuk :
Serangan Frontal, pasukan penyerang menyerang dari depan dan berusaha menghancurkan dengan kekuatan bagaikan ombak. Serangan ini seperti serangan pasukan Korea Utara terhadap Korea Selatan pada tahun 1950;
Serangan Satu lambung, musuh ditahan dari depan dengan kekuatan minimal, sdangkan kekuatan utama digerakkan menyerang satu lambung musuh dan menghancurkannya. Serangan Letjen Erwin Rommel ketika merebut kota Tobruk di Afrika bagian utara pada tahun 1941 menggunakan serangan ini;
Serangan Dua Lambung, dilakukan serupa dengan serangan satu lambung tapi kekuatan utama dibagi dua untuk menyerang lambung kanan dan lambung kiri;
Serangan melingkar, dilakukan dengan menggerakkan kekuatan utama pasukan penyerang ke belakang pertahanan musuh dan menyerang serta menghancurkannya dari belakang. Serangan Jerman terhadap Perancis pada perang dunia I;
Serangan Penetrasi, dilakukan dengan menggerakkan kekuatan utama untuk menembus garis pertahanan musuh dengan cepat. Yang pertama menggunakan serangan ini adalah Jerman pada perang dunia II;
Serangan Perembesan, dilakukan dengan menerobos melalui lubang-lubang pertahanan musuh dalam kelompok-kelompok relatif kecil yang kemudian bergabung di tempat yang telah ditentukan. Pasukan China menggunakan serangan ini untuk menghadapi pasukan Amerika Serikat dalam perang Korea;
Serangan Lintas Udara, dilakukan
dengan menerjunkan pasukan di daerah belakang atau lambung pertahanan musuh.
Serangan ini telah dilakukan pasukan Amerika Serikat dan sekutunya dalam perang
dunia II dan dinamakan Operation Market Garden pada tahun 1944;
Serangan Pendaratan Amphibi, dilakukan dengan mendaratkan pasukan di pantai wilayah musuh seperti pendaratan amfibi Sekutu Barat di Pantai Normandi Perancis Barat yag dinamakan Overlord Operation pada tahun 1944 dibawah pimpinan Jenderal Dwight Eisenhower; dan Serangan Dalam, merupakan serangan gabungan. Konsep serangan ini lahir untuk menghadapi kemungkinan serangan Uni Soviet di Eropa Barat. Serangan AS ke Irak pada tahun 2003 merupakan contoh pertama dalam sejarah yang mempraktikkan konsep serangan dalam.
Kekuatan Laut
Serangan angkatan laut, sebagai
kekuatan maritim, seperti Jepang menyerang Pearl Harbor, dapat memiliki
implikasi luas bagi strategi nasional, dan memerlukan komitmen logistik yang
signifikan untuk menghancurkan musuh kemampuan angkatan laut. Juga dapat digunakan
untuk melarang pengiriman musuh, seperti Pertempuran Atlantik kedua
(1939-1945). Serangan angkatan laut juga dapat taktis di alam seperti Operasi
Coronado IX yang dilakukan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat Mobile Riverine
Force selama Perang Vietnam. Pengembangan pada tingkat operasi dan taktik
terdapat beberapa bentuk :
Penguasaan Laut, dilakukan dengan
membangun armada yang besar dan kuat karena setiap negara berusaha menguasai
lautan, seperti Pertempuran Ain Jalut; Interdiksi, merupakan gerakan
untuk mengganggu keleluasaan musuh dalam penggunaan lautan. Pada perang dunia
I, kapal jelajah Jerman, Emden membuat lalu lintas di Samudra Hindia tidak aman
bagi Inggris; dan Blokade, dilakukan dengan
menggunakan kapal perang yang berjaga di depan pelabuhan atau dipasang daerah
ranjau yang menimbulkan kekhawatiran kapal angkut musuh yang mau masuk atau
keluar pelabuhan. Sebelum menyerang Irak, AS melakukan blokade terhadap Irak
agar tidak dapat mengekspor minyaknya dan tidak dapat mengimpor bahan
keperluannya.
Kekuatan Udara
Serangan udara, sebagai kekuatan
udara, merupakan sebuah operasi yang menggambarkan sejumlah jenis operasi,
biasanya terbatas pada jenis pesawat. Penyerangan dilakukan dengan menggunakan
pesawat tempur, sebagian besar, berkaitan dengan membangun superioritas udara
dalam suatu ruang udara, atau atas suatu wilayah tertentu. Sebuah serangan bom
dikenal sebagai serangan strategis pengeboman , dan digunakan oleh Sekutu
selama Perang Dunia II dalam skala besar. Penggunaan pesawat serangan darat
untuk mendukung serangan tanah dapat dikatakan serangan udara, seperti yang
dilakukan pada tahap pembukaan Tentara Merah Operasi Kutuzov dan Rumyantsev
ketika ratusan pesawat digunakan secara massal untuk mengalahkan pasukan darat
Wehrmacht.
Saat perang dunia II, taktik awal
Amerika Serikat untuk pengeboman Jerman pada siang hari dengan menggunakan
pesawat-pesawat pembom tanpa pengawalan. Namun, sesuatu tidak diharapkan saat
itu, bahwa banyak pesawat AS yang hilang karena dihadang pesawat penyergap
Jerman, terutama pada operasi udara Scheinfurt tahun 1943, memaksa para
penerbang AS menunda operasi sampai mereka mampu memproduksi dan mengatur
dengan baik pengerahan pesawat-pesawat pengawal jarak jauh. AS beruntung karena
masih memiliki waktu dan sarana untuk memperbaiki taktik ini dan mengevaluasi
kembali strategi yang menyebabkan kesalahan tersebut.
Pengembangan pada tingkat operasi dan taktik terdapat beberapa bentuk
:
Penguasaan Udara, dilakukan
dengan membangun kekuatan udara seampuh mungkin. Kekuatan udara menyerang semua
pangkalan kekuatan udara musuh, pusat komando, fasilitas logistik, sebanyak
mungkin dihancurkan; Interdiksi; dan Serangan bantuan
Dekat, dilakukan untuk mendukung operasi darat dan laut, seperti pada Pertempuran
Midway.
Pertahanan
Pertahanan merupakan kondisi yang
temporal untuk melawan usaha penyerang dengan menghentikan momentum
serangannya. Pertahanan memiliki beberapa kegunaan dalam bidang aplikasi
militer. Ketika diterapkan pada unit militer, pertahanan menyiratkan penggunaan
taktik bertahan. Pada perencanaan operasi militer, strategi pertahanan adalah
kebijakan mencegah serangan, atau meminimalkan kerusakan serangan, oleh
kekuatan-kekuatan strategis.
Pertahanan merupakan kondisi
untuk menyiapkan diri agar dapat melakukan serangan terhadap penyerang. Untuk
memperkuat posisi pertahanan, pertahanan disusun untuk menguasai medan yang
dapat mempersulit penyerang seperti di lereng, di bukit dan di belakang sungai
atau dibentuk perbentengan. Untuk mencegah keberhasilan penyerang melakukan
serangan lambung atau melingkar, maka pertahanan disusun mendalam yaitu
kekuatan pertahanan tidak ditempatkan di garis depan saja. Ketika belum ada
senjata api, posisi pasukan panah ditempatkan di belakang pasukan infanteri
(pejalan kaki) untuk menembaki pasukan penyerang yang mendekat. Jika penyerang
berhasil maju terus maka pasukan infanteri bangkit menyerbu pasukan penyerang
untuk saling berkelahi dan membunuh. Jika penyerang menggerakkan pasukan
kavaleri (pasukan berkuda) untuk menyerang lambung maka pihak pertahanan
menyambut serangan tersebut dengan menggerakkan pasukan kavaleri (pasukan
berkuda). Setelah ada senjata api, pasukan artileri menempatkan meriamnya di
belakang posisi pertahanan pasukan infanteri yang berada di garis depan.
Kondisi seperti ditentukan oleh kemampuan Panglima Perang, sebagai seniman
perang, untuk menggerakkan pasukan dengan jumlah dan waktu yang tepat, seperti
Napoleon.
Kekuatan Darat
Pengembangan pada tingkat operasi
dan taktik terdapat beberapa bentuk :
Pertahanan Linier, dilakukan
untuk memanfaatkan kondisi medan, seperti sungai yang dalam dan cukup lebar
yang melintasi wilayah yang akan dimasuki penyerang. Pertahanan linier dapat
berupa pertahanan depan sebagaimana rencana NATO dalam menghadapi serangan Uni
Soviet dalam Perang Dingin;
Pertahanan Elastis, kebalikan
ekstrem dari pertahanan linier karena tidak dipersiapkan garis pertahanan.
Bentuk ini memerlukan kondisi geografis yang sesuai. Negara Rusia dan China
dapat melakukan bentuk pertahanan seperti ini; Pertahanan Berlapis, dilakukan
untuk mencegah serangan penetrasi. Pertahanan berlapis dibuat secara bersusun
garis pertahanan. Pertama kali dikembangkan oleh tentara Uni Soviet ketika
terjadi serangan Jerman pada tahun 1941; Pertahanan Mobil, merupakan versi
lain dari petahanan berlapis karena pertahanan ini tidak disusun berdasarkan
garis-garis pertahanan, melainkan berupa "pulau-pulau perlawanan"
yang menghadapi poros gerak maju musuh; dan Pertahanan Wilayah, dilakukan
dengan memanfaatkan kondisi wilayah. Taktik gerilya memiliki peran penting
dalam pertahanan ini.
Kekuatan Laut
Pengembangan pada tingkat operasi
dan taktik terdapat beberapa bentuk : Penguasaan Laut, baik pihak
penyerang atau pihak pertahanan berusaha menguasai lautan; dan Pertahanan
Selat, dilakukan dengan mengarahkan pergerakan armada penyerang untuk memasuki
atau melintasi selat agar mudah dihancurkan, seperti Pertempuran Selat Denmark.
Kekuatan Udara
Pengembangan pada tingkat operasi
dan taktik terdapat beberapa bentuk :
Pertahanan Udara, baik pihak
penyerang maupu pihak pertahanan berkepentingan merebut penguasaan udara; dan Pembangunan
Perlindungan, dilakukan untuk membatasi akibat negatif serangan udara, terutama
untuk fasilitas yang bersifat strategis, seperti yang dilakukan oleh Swedia
dengan membangun kompleks di bawah tanah di kota Stockholm. Pertahan ini telah
terbukti di Inggris ketika diserang Jerman pada tahun 1940, demikian pula di
Jerman dan Jepang yang mengalami pengeboman AS pada tahun 1943 sampai akhir
perang dunia II, juga di Vietnam pada tahun 1960.
Pertahanan ke Serangan Balasan
Pengembangan pada tingkat operasi
dan taktik terdapat beberapa cara : Pertahanan harus diakhiri Serangan Balasan.
Pertahanan tidak hanya bertujuan menahan penyerang, melainkan juga untuk
memenangkan perang atau pertempuran. Setiap pertahanan harus mampu melakukan
serangan balasan. Pertahanan mengalahkan serangan kalau dapat melakukan
serangan balasan terhadap penyerang dan mengalahkannya . Hanya dengan demikian
sumber ancaman baik ancaman militer maupun ancaman nonmiliter dapat ditiadakan.
Bila pertahanan tak mampu melakukan serangan balasan maka terjadi perang
statis, tidak ada yang menang dan yang kalah seperti perang di Eropa Barat
menjadi perang parit (perang Jerman - Perancis) dalam perang dunia I. Perang
ini berakhir setelah Inggris membantu Perancis dengan menggunakan tank untuk
menembus pertahanan musuh.
Kehebatan dominasi serangan
tentara Jerman melalui tim tank-infanteri-zeni ditambah bantuan udara
(blitzkrieg) dapat diatasi secara memuaskan oleh pertahanan Uni Soviet melalui
serangan balasan, meskipun setelah Uni Soviet mengalami banyak kegagalan dan
kekalahan sebelumnya. Kemenangan tersebut akibat dari inovasi taktik Uni Soviet
yaitu menggunakan lapangan ranjau untuk mengurangi kebebasan gerak tank;
memperbanyak senjata antitank pada pasukan infanteri; pasukan arteleri
menembaki daerah belakang dan garis komunikasi penyerang untuk mempersulit
pelaksanaan logistik yang diperlukan gerak maju tank.; dan menyiapkan pasukan
tank untuk menghancurkan pasukan tank penyerang yang tertahan gerak majunya.
Sejak inovasi taktik Uni Soviet, Serangan tidak unggul lagi atas pertahanan.
Menggagalkan usaha Konsolidasi Penyerang
Jika serangan balasan tidak
menyelesaikan konflik dengan kemenangan di pihak pertahanan, maka harus
menggagalkan usaha penyerang mengadakan konsolidasi. Penggagalan konsolidasi
dilakukan dengan gangguan militer, berupa pertahanan wilayah, dan melakukan usaha
diplomasi dan memobilisasi dukungan negara-negara lain yang membantu
kepentingan pihak pertahanan. Serangan Jerman terhadap Uni Soviet dalam Operasi
Barbarossa mulai tanggal 22 Juni 1941 merupakan contoh perang darat dan
keberhasilan pihak pertahanan mengalahkan penyerang dengan melakukan serangan
balasan.
Sumber: wikipedia